lunes, 10 de octubre de 2011

Toreo Uno (Adu Banteng Satu): Banteng Petarung

Beberapa minggu lalu saya melihat sebuah DVD, "A Matador's Mistress". Gaung film ini memang tidak terlalu terdengar di Indonesia karena jelas ini bukan film produksi Hollywood walaupun diperankan oleh aktor peraih Oscar, Adrien Brody. Seperti biasa, setidakterkenal apapun karya tersebut asalkan berbau Spanyol, saya membelinya.

Beberapa hari lalu saya menonton film yang berjudul asli "Manolete" ini. Berdampingan dengan Penélope Cruz, Brody memerankan seorang torero, lebih dikenal dengan istilah matador, bernama Manuel Rodríguez Sánchez atau Manolete. Ia dikenang sebagai torero terbaik Spanyol hingga sebuah museum matador di Cordoba didedikasikan untuk dirinya. 

Manolete dikenang dalam perangko Spanyol

Bermula dari film ini, saya tertarik untuk menelusuri cerita banteng sebagai lambang negara Spanyol, permainan kontroversial membunuh banteng, dan hal-hal lainnya. Oleh karena itu, dalam beberapa tulisan ke depan di blog ini, saya akan mencoba menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan toreo, atau permainan adu banteng. Mari kita mulai dengan mengenal bintang sekaligus korban, terserah bagaimana anda mau melihatnya, dari permainan ini: El Toro Bravo (si banteng hebat).

Hanya banteng terpilih yang bisa berlaga di arena Toreo

Banteng petarung berwarna hitam, juga dikenal "el toro de lidia", dikenal agresif dan pintar, tentunya juga atletis. Bisa dilihat dengan mata bahwa spesies ini memiliki otot morillo di punggungnya, serta tanduk kuat yang dapat menjelaskan mengapa banteng ini mematikan. Dibandingkan dengan peranakan lainnya, jenis banteng ini memiliki tanduk lebih panjang. Berat banteng petarung bisa mencapai 500 kg sampai 700 kg. 

Bukti-bukti sejarah Semenanjung Iberia, terutama gambar-gambar gua-gua di daerah Cantábrica, menunjukkan peran toro bravo sebagai makanan, pakaian, peralatan, hingga instrumen keagamaan sejak zaman paleolitikum. Banteng menjadi simbol kesuburan, kekuatan, dan maskulinitas bagi orang-orang Iberia. Tradisi penghormatan pada patung banteng Giusandos di Avila dan patung banteng Ibérico di Salamanca masih berlangsung hingga sekarang.

Spanyol merupakan satu-satunya negara di dunia yang mengkonservasi banteng ini. Puluhan peternakan banteng terdapat di sepuluh dari tujuhbelas otonomi Spanyol, kecuali Asturias, kepulauan Baleares dan Canarias, Vasco, Cantábrica, Galicia, dan Murcia.

Berbagai organisasi pecinta binatang melawan ide membunuh banteng diselenggarakan sebagai festival tahunan. Puluhan ribu banteng harus dibunuh untuk festival ini. Namun ternyata jika banteng bertarung dengan baik dan menghibur penonton, terkadang banteng ini dibiarkan hidup. Pintu-pintu keluar plaza del toro (arena pertandingan) dibiarkan terbuka, dan penonton bertepuk tangan untuk menghormati banteng jantan yang menang, bahkan bisa saja tanpa melukai petarungnya.

jueves, 6 de octubre de 2011

Lawan Kelaparan Dengan Makan Keluar

Siapa bilang masyarakat Spanyol hanya bisa bersenang-senang sendiri, fiesta tiap pagi dan malam? Mulai tanggal 1 Oktober hingga 15 November 2011, digalakan kampanye penggalangan dana "Restaurantes Contra El Hambre" (Restauran melawan kelaparan) serempak di seluruh negeri untuk melawan gizi buruk anak di 40 negara miskin dunia.

Kampanye Gastronomi Kemanusiaan Spanyol
Cara berpartisipasinya pun sangat mudah: makan di restauran! Untuk setiap piring yang dipesan di restauran yang berpartisipasi, akan disisihkan dana untuk mendukung program ini. Restauran-restauran ini juga mengeluarkan menu khusus selama periode kampanye, yang disebut sebagai menu solidaritas. Cara lain untuk menyumbang adalah dengan mengirim SMS, atau menyumbang 1 Euro lebih dari total tagihan.

Diprakarsai oleh lembaga internasional "Acción contra el Hambre" (Aksi Melawan Kelaparan), kampanye ini adalah yang kedua kalinya di Spanyol. Jumlah restauran yang berpartisipasi pun meningkat dari 308 menjadi lebih dari 400 restauran di 42 provinsi. Program ini juga didukung oleh Asosiasi hotel dan katering Spanyol (FEHR), serta beberapa sponsor perusahaan lainnya. 

Seperti dikutip dari RRHH Digital, Olivier Longué, pimpinan umum Aksi Melawan Kelaparan, mengungkapkan kebanggaannya bahwa walaupun situasi ekonomi tidak baik belakangan ini, restauran-restauran masih mau berpartisipasi hingga memecahkan rekor. Sementara itu Sekretaris Jendral FEHR Emilio Gallego juga berkomentar bahwa aksi ini menguntungkan industri perhotelan. Contohnya tahun lalu industri perhotelan mendapatkan aksesi tiga kali lipat, dan usaha-usaha kecil mendapatkan pula kesempatan berkampanye tidak dengan skala yang besar.