martes, 8 de noviembre de 2011

Toreo Dos (Adu Banteng Dua): Torero dan Kostum

Tidak seperti olah raga lainnya, seorang torero atau petarung banteng sampai saat ini tidak akan mengenakan kaos dan celana pendek untuk bertarung. Yap, selain alasan keamanan, kostum torero yang dinamakan El Traje de Luces (pakaian dari cahaya) telah menjadi bagian dari pertunjukan kebudayaan Spanyol. Pakaian ini dikenakan oleh mereka yang bertarung dengan kaki (ada juga torero yang bertarung di atas kuda, dinamakan picador) sejak 1830-1835, dikenalkan oleh Francisco Montes "Paquiero".

Paquiero yang Mempopulerkan El Traje de Luces
Berikut elemen-elemen El Traje de Luces:
elemen-elemen

1. Montera - penutup kepala yang terbuat dari material menyerupai rambut. Lagi-lagi gagasan ini muncul pada era Paquiero. Namun sampai abad 19 topi ini masih memiliki 3 sudut.

2. Chaquetilla - jaket bersulam kepangan emas dari bahan yang sangat kaku. Di bagian bawah lengan dibuat terbuka agar torero dapat bergerak leluasa.

3. Taleguilla - celana ketat yang terikat kencang dari pinggang sampai lutut.

4. Medias - stoking sutra berwarna merah muda dengan bagian dalam terbuat dari katun putih.

5. Zapatillas - hitam, rata, berpita, dan memiliki sol khusus sehingga penggunanya tidak mudah tergelincir.

6. Machos - sebagai penyesuaian kekencangan bagian bawah celana.

7. Capote de Paseo - jubah torero sebelum bertarung dengan banteng. Merupakan elemen yang paling mewah dari el traje de luces dengan motif-motif umum tokoh-tokoh keagamaan.

8. Camisa - kemeja putih berrenda.

9. Corbatin - dasi tipis biasanya berwarna hitam yang terikat di dalam.

10. Coleta - dikenakan di bagian belakang bawah kepala untuk mengikat kencang montera. Merupakan warisan dari abad 17 yang masih digunakan.

Kostum yang bobotnya dapat mencapai 5 kg ini membutuhkan sekitar 40 hari pembuatan dengan harga jual rata-rata 3000 Euro. Jelas bukan produk yang murah karena perangkat ini tidak boleh dikenakan lebih dari empat kali.

Perlengkapan lain seorang petarung banteng adalah pedang yang disebut estoque. Saat bertarung, Capote de Paseo ditanggalkan untuk diganti dengan capote biasa yang terbuat dari kanvas yang sangat tebal atau fabrik buatan yang berat, biasanya berwarna merah muda dengan ornamen kuning. Sedangkan kain berwarna merah yang terikat dengan sebilah tongkat disebut muleta, juga digunakan untuk bertarung.

Untuk membedakan petarung utama dengan asistennya, digunakan warna benang yang berbeda. Kostum asisten terbuat dari jahitan benang perak, sedangkan petarung utama tentu saja emas. Warna-warna umum kostum ini adalah merah, biru, ungu, putih, dan coklat. Ada pula kepercayaan untuk tidak mengenakan warna yang dikenakan torero yang pernah tertanduk sebelumnya. Takhayul menhindari warna kuning pun muncul berawal dari sebuah kisah tragis aktor teater Moliere, dan meninggalnya torero Meksiko Alberto Balderas ketika mengenakan warna tersebut tahun 1940. Sampai saat ini, warna kuning dianggap mistis pada industri adu banteng maupun teater.