Beberapa minggu lalu saya melihat sebuah DVD, "A Matador's Mistress". Gaung film ini memang tidak terlalu terdengar di Indonesia karena jelas ini bukan film produksi Hollywood walaupun diperankan oleh aktor peraih Oscar, Adrien Brody. Seperti biasa, setidakterkenal apapun karya tersebut asalkan berbau Spanyol, saya membelinya.
Beberapa hari lalu saya menonton film yang berjudul asli "Manolete" ini. Berdampingan dengan Penélope Cruz, Brody memerankan seorang torero, lebih dikenal dengan istilah matador, bernama Manuel Rodríguez Sánchez atau Manolete. Ia dikenang sebagai torero terbaik Spanyol hingga sebuah museum matador di Cordoba didedikasikan untuk dirinya.
Manolete dikenang dalam perangko Spanyol |
Bermula dari film ini, saya tertarik untuk menelusuri cerita banteng sebagai lambang negara Spanyol, permainan kontroversial membunuh banteng, dan hal-hal lainnya. Oleh karena itu, dalam beberapa tulisan ke depan di blog ini, saya akan mencoba menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan toreo, atau permainan adu banteng. Mari kita mulai dengan mengenal bintang sekaligus korban, terserah bagaimana anda mau melihatnya, dari permainan ini: El Toro Bravo (si banteng hebat).
Hanya banteng terpilih yang bisa berlaga di arena Toreo |
Banteng petarung berwarna hitam, juga dikenal "el toro de lidia", dikenal agresif dan pintar, tentunya juga atletis. Bisa dilihat dengan mata bahwa spesies ini memiliki otot morillo di punggungnya, serta tanduk kuat yang dapat menjelaskan mengapa banteng ini mematikan. Dibandingkan dengan peranakan lainnya, jenis banteng ini memiliki tanduk lebih panjang. Berat banteng petarung bisa mencapai 500 kg sampai 700 kg.
Bukti-bukti sejarah Semenanjung Iberia, terutama gambar-gambar gua-gua di daerah Cantábrica, menunjukkan peran toro bravo sebagai makanan, pakaian, peralatan, hingga instrumen keagamaan sejak zaman paleolitikum. Banteng menjadi simbol kesuburan, kekuatan, dan maskulinitas bagi orang-orang Iberia. Tradisi penghormatan pada patung banteng Giusandos di Avila dan patung banteng Ibérico di Salamanca masih berlangsung hingga sekarang.
Spanyol merupakan satu-satunya negara di dunia yang mengkonservasi banteng ini. Puluhan peternakan banteng terdapat di sepuluh dari tujuhbelas otonomi Spanyol, kecuali Asturias, kepulauan Baleares dan Canarias, Vasco, Cantábrica, Galicia, dan Murcia.
Berbagai organisasi pecinta binatang melawan ide membunuh banteng diselenggarakan sebagai festival tahunan. Puluhan ribu banteng harus dibunuh untuk festival ini. Namun ternyata jika banteng bertarung dengan baik dan menghibur penonton, terkadang banteng ini dibiarkan hidup. Pintu-pintu keluar plaza del toro (arena pertandingan) dibiarkan terbuka, dan penonton bertepuk tangan untuk menghormati banteng jantan yang menang, bahkan bisa saja tanpa melukai petarungnya.