lunes, 5 de marzo de 2012

Peluncuran Buku Panduan Museum Nasional Bahasa Spanyol

Sekumpulan penutur bahasa Spanyol berjumlah sekitar 80 orang berkumpul di ruang pertemuan Museum Nasional pagi itu, 2 Maret 2012. Lebih dari setengah pengunjung adalah wanita, mereka datang dari berbagai kalangan: duta besar negara latin, staff kedutaan, aktifis, guru bahasa Spanyol, hingga ibu rumah tangga. Tampaknya saya adalah satu-satunya jurnalis yang datang (walaupun status ini saya taruh pada nomor dua saat itu).

Atas undangan Wakil Duta Besar Spanyol Fernando Fernández-Aguayo, saya menghadiri acara launching buku "Guía de Museum Nasional" yang artinya buku panduan Museum Nasional. Sebelumnya buku ini sudah ditranslasikan ke dalam beberapa bahasa, seperti Inggris (tentunya), Jepang, Korea, dsb.
Buku Panduan Musem Nasional versi Spanyol
Apresiasi besar layak kita (bangsa Indonesia) tujukan pada IHS (Indonesian Heritage Society, komunitas pusaka Indonesia) dan Spanish Speaking Women Association (Asosiasi wanita penutur bahasa Spanyol) yang bekerjasama menyelesaikan proyek ini dalam waktu dua tahun. Baik Presiden IHS Korinnick Lemarie yang berpakaian kebaya hari itu, dan Presiden Spanish Speaking Women Association Alma Schnell, yang keduanya adalah wanita, mengungkapkan kegembiraannya dalam turut membantu melestarikan warisan budaya Indonesia serta menunjukkan eksistensi penutur bahasa Spanyol di Indonesia. 

Buku yang hanya dicetak 200 eksemplar ini bisa didapatkan di Museum Nasional, perpustakaan IHS, dan pertemuan Spanish Speaking Women Association seharga 80ribu rupiah, sebagian hasil penjualan ditujukan untuk kegiatan amal. Proyek ini didukung sepenuhnya oleh Kedutaan Besar Spanyol untuk Indonesia dan Bank Danamon.
Duta Besar Spanyol untuk Indonesia
Acara ini dibuka oleh serangkaian pidato oleh Duta Besar Spanyol H.E. Rafael Conde de Saroto, perwakilan Bank Danamon, Mrs. Lemarie, dan Sra. Schnell. Selepas acara pengunjung dihibur pertunjukan musik tunggal seorang musisi dari Colombia. Dihidangkan pula makanan ringan Amerika Latin sembari pengunjung bertegur sapa satu sama lain. Memang ramai sekali kalau orang Latin berkumpul. Ada saja pembicaraan yang seru dan panjang, sampai-sampai acara tur museum sedikit tertunda.
Penampilan Musisi Colombia
Para aktifis IHS, yang mayoritas bukan bangsa Indonesia, dengan luwes memandu kelompok-kelompok yang dibagi ke dalam kelompok bahasa Spanyol dan bahasa Inggris. Mereka mengelilingi museum menjelaskan berbagai peninggalan seperti arca Ganesha berikut kisah di baliknya.   
Aktifis IHS Memandu Tur dalam Bahasa Spanyol
Dengan adanya buku panduan ini, diharapkan para pengunjung Museum Nasional berbahasa Spanyol terinformasikan dengan baik. Kapan nih saatnya kita bangsa Indonesia juga membanjiri museum untuk mengenal warisan dan pusaka budaya sendiri?