lunes, 29 de octubre de 2012

Tari Kontemporer Spanyol

Rasanya baru kemarin festival Spanyol berlalu, gaung acara kultural Kedubes Spanyol di Indonesia belum berhenti. Setelah akrab dengan tari khas Andalusia (flamenco), simak pula tarian kontemporer Spanyol pada acara berikut ini:


Untuk reservasi bisa menghubungi: arianne.tomasouw@maec.es

Ketika Tapas dan Flamenco Berpadu

Belum sempat nonton langsung tari flamenco?
Belum sempat mencicipi tapas?

Sekali datang, dua keinginan terpenuhi. Ya di sini...



jueves, 25 de octubre de 2012

Cita Rasa Spanyol di Plan B

Malam itu bukan malam minggu. Sebuah restoran di area Rukan Permata Senayan Jakarta masih aktif menyapa pelanggannya yang mayoritas berkebangsaan Spanyol hingga tengah malam. "Berbeda dengan di sini, kami di Spanyol biasa makan malam pukul 11," ungkap seorang teman asal Bilbao yang saya ajak mencicipi restoran Spanyol baru, Plan B.

Dengan ramah teman saya ini disambut oleh segerombolan orang Spanyol yang duduk di patio luar sambil meneguk beer, seturunnya kami dari taxi. Pemandangan yang menyenangkan mengingat biasanya orang Indonesia berlagak saling tidak mau kenal ketika berada di luar negri.

Lama kami berbincang di luar, mungkin sekitar 15 menit, sebelum masuk ke dalam restoran. "Ya beginilah orang Spanyol kalau sudah saling ketemu, cerewet sekali," kata seorang dari gerombolan itu pada saya.

Tidak tahan lagi dengan serbuan nyamuk, kami memutuskan untuk masuk ke dalam. Begitu juga dengan kelompok tadi. Setelah nge-beer, mereka masuk juga untuk bersantap malam.
Geng Penyerbu Plan B dan Chef Oskar
Berbeda dengan dua restoran Spanyol lain yang ada di Jakarta, Plan B dimiliki dan dikomandani seorang chef asal Spanyol, Oskar Urzelai. Dengan cepat tempat ini menjadi tempat nongkrong favorit ekspatriat Spanyol, bahkan saya mengetahui tempat ini dari seorang Spanyol pula. Kata teman saya, "Wow ini rasanya seperti di rumah."

Malam itu saya mempercayakan nasib perut saya pada teman. Sebagai pembukaan   "pantumaca", irisan roti baquette dengan tomat dan minyak olive, variasi ham (yang ini non halal ya) dan keju, serta "croquettas", kroket kentang dengan seafood dan krim; ditemani "sangría" untuk minuman. Semua makanan disajikan untuk berbagi, bukan individual.
albondigas
Untuk ronde kedua dipesankannyalah "tortilla", omlet kentang, "patata brava", kentang dengan ham dan saus mayonaisse bawang putih, "albóndigas", bakso sapi dengan saus, dan sajian utama "arroz negro", yang artinya nasi hitam.

Hidangan terakhir ini adalah sejenis paella (nasi yang dimasak di wajan hitam khusus), dengan campuran seafood dan tinta cumi yang memberikan warna pada nasi. Untuk memberikan keseimbangan warna dan rasa, nasi hitam ini dimakan dengan saus mayonaise bawang putih atau "ali ole".
Paella Hitam
Kesimpulan yang saya dapatkan malam itu: Harus diet sebelum pergi ke Spanyol! Cita rasa makanannya hampir menyerupai makanan Italia, namun dengan lebih banyak seafood. Delicioso! Enak!

Soal harga restoran ini sedikit di bawah restoran Spanyol lainnya di Jakarta. Dengan juru masak yang sudah berpengalaman di beberapa hotel bintang lima di berbagai belahan dunia, anda tidak akan kecewa.

Khawatir tidak cocok dengan cita rasanya? Miliki Plan B, rencana cadangan dengan memesan sop buntut, nasi goreng, dan hidangan dalam negri lainnya.




lunes, 15 de octubre de 2012

Maestro Gitar Spanyol Memukau Jakarta

Gitar Spanyol... Kerap kita dengar istilah itu, tentu saja ada maksudnya. Bukan saja karena suara musik yang dihasilkan, namun juga karena alat musik petik ini memang berasal dari Spanyol.

Indonesia, khususnya Jakarta, mendapat kehormatan menikmati secara langsung petikan gitar spanyol klasik dari sang maestro, Rafael Serrallet, asal Valencia. Minimalis dengan hanya sebuah kursi di tengah panggung dan sorotan lampu mengarah ke sana, petikan gitarnya yang maksimal memukau penonton yang memenuhi Gedung Konser Usmar Ismail, Rabu malam 10 Oktober 2012.

Tigabelas komposisi dibawakan termasuk karangan musisi legendaris Spanyol Albeniz dan Falla. Tidak kalah Serrallet menampilkan juga komposisinya sendiri. Setiap lagu dibawakan Serrallet dengan penuh penjiwaan, dan dengan kemampuannya petikan gitar yang dibawakan hanya oleh satu orang bisa terdengar seperti tiga orang sedang berkolaborasi.

Serrallet adalah seorang doktor musik dari Universitas Politeknik Valencia, yang kini aktif sebagai pengajar gitar klasik di Institusi Musik Internasional Iberia. Proyek ini disponsori oleh AECID, sebuah badan pemerintahan Spanyol untuk pembangunan internasional, Kementrian Kebudayaan Spanyol, dan Pemerintah Daerah Valencia.